Lima Kali Gempa Guncang Indonesia pada 19 Juni 2025, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami tapi Waspadai Aktivitas Susulan
Jakarta – 19 Juni 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa pada Kamis (19/6/2025), telah terjadi lima kali gempa bumi tektonik di berbagai wilayah Indonesia dalam rentang waktu kurang dari 24 jam. Meskipun tidak ada yang berpotensi menimbulkan tsunami, masyarakat tetap diminta untuk waspada terhadap aktivitas susulan, terutama di wilayah yang berada dekat dengan sumber gempa dangkal.
Gempa pertama terjadi di wilayah Pidie
Jaya, Aceh, sekitar pukul 01.37 WIB dengan magnitudo 3,1, berpusat di darat
pada kedalaman 10 kilometer. Getaran dirasakan lemah oleh warga setempat namun
cukup mengejutkan karena terjadi saat waktu istirahat malam. Tidak ada laporan
kerusakan atau korban, namun BMKG menyebutkan bahwa gempa tersebut merupakan
bagian dari aktivitas sesar lokal yang cukup aktif di wilayah Aceh.
Kemudian sekitar pukul 07.50 WIT, wilayah Teluk
Wondama, Papua Barat, diguncang gempa berkekuatan 4,3 magnitudo. Pusat gempa
berada di laut dengan kedalaman 26 kilometer dan dirasakan di wilayah pesisir
Wondama dan sekitarnya. Getaran terasa cukup kuat namun tidak menimbulkan
kerusakan bangunan. Aktivitas gempa ini tergolong biasa terjadi di daerah
lempeng aktif seperti Papua.
Selanjutnya, gempa ketiga tercatat
mengguncang wilayah Morowali, Sulawesi Tengah, dengan magnitudo 4,2 sekitar
pukul 09.30 WITA. Pusat gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami,
namun dirasakan oleh sebagian warga pesisir dan nelayan yang sedang
beraktivitas di perairan Teluk Tolo.
Sementara itu, wilayah Lombok Utara, Nusa
Tenggara Barat (NTB), juga diguncang gempa bermagnitudo 2,9 pada siang hari
sekitar pukul 12.11 WITA. Meskipun kekuatannya relatif kecil, gempa ini tetap
dicatat BMKG sebagai bagian dari aktivitas sesar lokal yang sebelumnya juga
memicu gempa signifikan beberapa tahun lalu.
Gempa kelima terjadi di Seram Barat, Maluku,
pada pukul 15.48 WIT, dengan kekuatan 4,7 magnitudo. Pusat gempa berada di laut
dan berjarak sekitar 75 km dari kota terdekat. Guncangan dirasakan cukup kuat
di beberapa wilayah pesisir, namun tidak menimbulkan kerusakan berarti. Warga
diimbau untuk tetap waspada dan tidak panik, sambil memastikan rumah dan
bangunan tempat tinggal dalam kondisi aman.
BMKG dalam keterangannya resmi menyebut
bahwa aktivitas gempa tersebut tergolong normal dalam konteks geotektonik
Indonesia sebagai negara di Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Kepala
Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan bahwa hingga saat ini
tidak ditemukan anomali yang mengarah ke gempa besar atau peringatan tsunami.
Masyarakat diminta untuk tidak mudah
percaya pada informasi hoaks, dan selalu merujuk pada data resmi dari BMKG
melalui kanal resminya (aplikasi InfoBMKG, Twitter, dan situs web). BMKG juga
menyarankan agar masyarakat mempersiapkan diri dengan jalur evakuasi, tas siaga
gempa, dan tetap memperbarui informasi seputar aktivitas seismik di wilayah
masing-masing.
Komentar
Posting Komentar